Friday, July 23, 2010

BakSo Tasik eNak PiSan euY


Baso adalah salah satu makanan yang hampir ada di setiap pelosok daerah tasik, entah apa yang jelas jika kita mampir ke kota tasik atou daerah sekitarnya, pasti di setiap belokan bakal kita temukan penjual bakso. baik yang pake gerobak dorong ataupun yang berupa kios.
Lalu apa enaknya Mie Baso Tasik? Bagi saya, mugkin juga orang-orang Tasik baik yang tinggal di Tasik maupun yang merantau, pasti akan mengatakan bahwa Baso Tasik tidak ada duanya. Rasanya sungguh membuat kami selalu kangen. Pokoknya paling enak seduina lah.

Berikut 30 bakso yang terkenal di Tasik city :
1. Bakso Laksana
jl.Pemuda (samping setda.Kab Tasikmalaya)
2. Bakso Sari Raos
jl.Siliwangi (dekat Universitas Siliwangi)
3. Bakso SR
jl.KH.Zaenal Mustofa
4. Bakso Sari Rasa
jl.KH.Zaenal Mustofa
5. Bakso Borju
jl.Jalan baru BCA (terusan Paseh)
6. Bakso Bangkit
jl.R.E Martadinata (dekat Gg Sayuran)
7. Bakso Wiji
jl.Rumah sakit umum
8. Bakso Siliwangi
jl.Siliwangi
9. Bakso SR Pancasila
di terminal Pancasila
10.Bakso Kiman
Jl.Ahmad Yani, depan terminal Pancasila.
11.Bakso 55
di pasar Mambo
12.Haji Oding
di Ruko Terminal Pancasila
13.Mang Ayo
Jl. Sutisna Senjaya, depan TK/SD/SMP Al-Muttaqin
14.Bakso Ayu
Jl. Yos Sudarso, depan SMP Yos Sudarso
15.Bakso Didi
Jl. Sutisna Senjaya, perempatan alun-alun
16.Bakso Edy Carwa
Jl. Sutisna Senjaya, depan Bank Mandiri.
17.Bakso H.Tole
Jl. Veteran.
18.Bakso Jaka
Jl. Cihideung Balong
19.Bakso Jamil
Jl. Nagarawangi
20.Bakso Jaro
Jl. Ahmad Yani
21.Bakso King
Jl. Rumah Sakit
22.Bakso Parahyangan
Jl.Ahmad Yani (Parapatan Pancasila)
23.Bakso Mang ELSIGH
diDepan Pertamina Tasikmalaya
24.Bakso Selecta
Jl. Veteran
25.Bakso Simpati
Jl. KHZ Mustofa
26.Bakso Tiara Mulya
Jl. Galunggung
27.Bakso Solih 125
jl.Air tanjung Pampipiran
28.Bakso Royal
jl. Paseh
29.Bakso Sumatra
jl.KH.ZAenal Mustofa (Lt.2 Toko Tas Sumatara)
30.BaKso YEN
jl. cieunteung no 3

Selamat Mencoba kelejatan Bakso Tasik.........

Menjajal "Keperawanan" Citanduy tasikmalaya


Menjajal "Keperawanan" Citanduy
Arung Jeram Bisa Menjadi Agenda Wisata Tasikmalaya

CITANDUY yang perawan tak pernah bersolek. Ia tampil apa adanya, namun membuat para petualang penasaran dan tergila-gila. Bahkan, mereka menilai Citanduy lebih menggairahkan saat dijajal. Beberapa tempo lalu, sekelompok pecinta alam, yang tergabung dalam Nokken, mengaku puas setelah mengarungi arus Citanduy sekira 10 km, dari Cibodas, Cisayong, hingga Karangresik.

"Citanduy lebih alami ketimbang Sungai Citarik dan Cikandang (Sukabumi), atau Cisadane (Bogor) yang biasa dijadikan ajang arung jeram," ujar Koordinator Nokken Tasikmalaya, Eko Nugroho Boy. Jika potensi itu ke depan digarap serius, kata dia, sangat terbuka peluang. Wisata air di kawasan Tasikmalaya masih bisa dikembangkan lebih optimal.

"Di Kota Tasikmalaya, kita baru punya Situ Gede. Itu pun belum digarap dengan baik," katanya. Orang Tasik mungkin masih belum mengenal lebih jauh ihwal petualangan menyusuri sungai. Padahal, jika sudah mencoba sekali saja, boleh jadi akan kecanduan.

Rupanya itulah yang membuat Nokken mengundang kalangan pejabat, pengusaha, pers, dan kelompok swadaya masyarakat di Tasik beberapa waktu lalu untuk merasakan langsung jeram Citanduy. Memacu degup jantung di antara jeram, bisa melepaskan diri dari kepenatan dan panggung rutinitas.

Meskipun undangan yang hadir tidak lengkap, petualangan terus digulirkan. Dari eksekutif, tampak Drs. Bambang Sudaryana, M.Si., Ketua Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia, Wahyu Trirahmadi, S.H., dan pengusaha lain tampak pula hadir. Forum Komunikasi Pecinta Alam Tasikmalaya (FKPAT) dan Orang Indonesia (Oi) pun mengirimkan utusannya. Titik awal keberangkatan dikonsentrasikan di taman rekreasi Karangresik.

Dengan menggunakan bus Pemda Kabupaten Tasikmalaya, rombongan di-drop di Cibodas (Cisayong), tepatnya di betulan Kantor Desa Nusawangi. Di sana sudah disiapkan tiga buah perahu karet -- dua buah jenis boogie dan satu buah avon -- lengkap dengan perkakas lainnya.

Avon berukuran lebih besar ketimbang boogie. Perahu karet ini biasa digunakan Marinir Inggris untuk menjelajahi sungai. Tingkat keamanannya lebih terjamin ketimbang boogie.

Namun, menurut Eko, siapa pun bisa berarung jeram dengan aman, selama mengikuti komando dari pemandu. "Yang penting harus percaya diri, apalagi kita dilengkapi dengan alat pelampung. Orang yang tidak bisa berenang pun dijamin aman," katanya. Kuncinya, imbuh Eko, konsentrasi dan saling menjaga.

Sebelum terjun ke sungai, seorang pemandu yang akrab dipanggil Mang Uho, memimpin briefing singkat. Ia memberikan teknik-teknik dasar menggunakan perlengkapan yang akan digunakan para pengarung jeram.

Setelah melakukan pemanasan, rombongan berkemas. Pelampung dan helm sudah dikenakan, masing-masing sudah siap dengan sebuah dayung. Mereka mulai bergerak turun ke tepi sungai. Di sana, boogie dan avon sudah ditambatkan. Boogie bisa ditumpangi enam sampai delapan orang, sedangkan avon bisa menampung sampai sepuluh orang.

Raut wajah peserta arung jeram -- terutama pemula -- menegang. Pasalnya, arus Citanduy tampak masih buas di mata mereka. Apalagi sepanjang Cibodas-Karangresik ada 45 jeram, di antaranya lima jeram dianggap memiliki kesulitan tingkat tinggi. "Tingkat kesulitan Citanduy mencapai grade tiga sampai empat, setara dengan Cikandang dan Citarik di Sukabumi. Kalau di bandingkan dengan Cisadane, tingkat kesulitan Citanduy masih di atasnya," ujar Eko.

Degup jantung mulai mengencang, saat tambat dilepaskan. Aba-aba sering dilontarkan sang pemandu. Bila perahu dikayuh ke depan, pemandu mengucapkan kata "maju" dan "mundur" untuk sebaliknya. Para pengarung harus diam jika pemandu mengucapkan "setop".

Sementara itu, jika menghadapi bahaya, pemandu meneriakkan kata "boom", yang serta-merta harus disikapi dengan sigap. Biasanya, penumpang mengangkat dayung sejajar ke atas, dan bila perlu mengambil posisi seperti merebahkan diri.

Tak ada lagi bayang-bayang ketakutan. Semua menikmati petualangan yang menantang itu. Teriakan saling menimpali dengan debur-debur jeram dan arus Citanduy yang menghantam bebatuan. Saat melewati jeram yang "curam" dan bergelombang, sang pemandu memberikan komando waspada. "Booom!" Para pengarung jeram pemula itu tiba-tiba saja menjadi kawakan. Dayung pun diangkat untuk menjaga keseimbangan.

Namun sayang, rute perjalanan tidak dituntaskan sampai Karangresik. Di kawasan Parakanhonje, perahu karet dikayuh ke tepian. Perjalanan sudah ditempuh sekira 1,5 jam. Jika dituntaskan sampai Karangresik, perjalanan ditempuh dalam kisaran 3 sampai 3,5 jam.

Terbuka peluang

Usai berarung jeram, para pengarung tampak berbinar. Ketua PHRI, Wahyu Trirahmadi mengakui, setelah menjalani petualangan itu hatinya terasa lengang. Seperti baru melepaskan beban berat yang selama ini menindih dirinya. Ia pun memandang, boleh jadi, kelak wisata air arung jeram bisa menjadi agenda wisata unggulan Kota atau Kabupaten Tasikmalaya.

"Persoalannya sekarang, tinggal menata manajemen yang terukur. Karena mengelola dunia pariwisata akan terkait dengan faktor penopang lain yang akan saling menguatkan," katanya. Hal senada diungkapkan salah seorang penggiat olah raga di lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya, Drs. Bambang Sudaryana, M.Si.

"Kita punya potensi. Potensi itu baru bisa diubah dari peluang menjadi kenyataan bila kita peka," katanya. Sudah saatnya, imbuh Bambang, ada inovasi untuk mengembangkan wisata air di kawasan kota meskipun radius arung jeram akan beririsan dengan beberapa wilayah. Alasannya, Sungai Citanduy ada dalam lintasan beberapa daerah otonom.

Paling tidak, rute yang ditempuh saat ini mencakup Pemkab Ciamis, Tasikmalaya, dan Pemkot Tasik. "Persoalan itu nanti bisa dibicarakan. Kenapa tidak, nantinya ada kerja sama lintas kabupaten dan kota," katanya. Kalaupun ada investor yang tertarik mengelola wisata air arung jeram, sesepuh Nokken, Socahyana, perlu dipersiapkan dengan serius.

Pengadaan perlengkapan, seperti perahu karet, pelampung, dayung, dan perlengkapan lainnya memerlukan dana besar. Perahu karet jenis avon, harganya sekira Rp 90 jutaan, sedangkan boogie atau perahu karet lokal berkisar Rp 20 jutaan. Perlengkapan lainnya pun harganya cukup lumayan, satu pelampung nilainya antara Rp 200.000,00 sampai Rp 400.000,00. Sedangkan dayung, harga satuannya bisa mencapai antara Rp 150.000,00 sampai Rp 400.000,00.

Kalau sudah berjalan, setiap penumpang yang akan mengikuti petualangan arung jeram, menurut salah seorang pemandu, Arif Barkah, harus membayar Rp 200.000,00 per orang. "Di Bogor, harganya berada dalam kisaran itu," katanya. (Duddy RS/"Priangan")***

Wednesday, July 21, 2010

Wisata Pantai pamayangsari


Pantai Pamayangsari merupakan salah satu Obyek wisata bahari yang ada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya., tepatnya di Kecamatan Cipatujah. Pantai Pamayangsari merupakan pantai yang landai dengan panorama alam pesisiryang khas. Bebatasan langsung dengan tempat konservasi penyu hijau yang langka dan dilindung. disebelah timurnya terdapat Pelabuhan Nelayan dan tempat Pelelangan Ikan.

Disini banyak dijumpai perahu perahu nelayan yang siap untuk mencari ikan di laut lepas, didukung dengan tempat pelelangan ikan menjadikan tempat ini banyak diminati oleh wisatawan yang ingin menyantap hidangan laut yang segar dengan harga yang relatif terjangkau.

Di pantai ini pula akan segera di bangun Pelabuhan untuk menunjang arus transportasi laut.Setiap tahun tepatnya setiap awal bulan Muharam tahun hijriyah, dipantai ini selalu diadakan Ritual Syukur Laut yang ditandai dengan pelepasan Jampana ke laut lepas
Pantai ini berjarak 8 km dari Pantai Cipatujah dan merupakan obyek wisata yang dilalui apabila melakukan perjalanan menyusur jalur Jabar Selatan dari Pelabuhan Ratu Sukabumi sampai Pantai Pangandaran Ciamis.Jarak dari Pantai Pangandaran sekitar 85 Km yang ditempuh melalui jalan yang menyusuri sepanjang pantai di wilayah selatan atau dapat ditempuh sekitar 1,5 jam dari Pantai Pangandaran.

Untuk menuju ke tempat ini dapat menggunakan kendaraan Umum (Bis Mikro) dari Terminal Tipe A Tasikmalaya jurusan Tasik - Pamayang dengan Tarif sekitar Rp.18.000 saja.

eXsotika Pantai Karang Tawulan


SUASANA alami dan sepi seakan seperti bukan umumnya kawasan wisata, menyambut kita begitu sampai di kawasan Pantai Karang Tawulan. Sejauh mata memandang terlihat sejumlah karang menjulang diterpa gelombang laut selatan, suara gelegar pun terdengar cukup menyeramkan.

Nama objek wisata Pantai Karang Tawulan, berlokasi di Kalapagenep, Kec. Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya, tentu masih sangat asing. Tidak demikian halnya dengan penghobi travelling, objek wisata yang jaraknya sekitar 90 kilometer dari pusat Kota Tasikmalaya, terbilang akrab.Tidak hanya Pantai Karang Tawulan, wisatawan yang menggunakan rute Tasikmalaya-Singaparna-Cipatujah, sebelumnya akan melewati objek wisata Pantai Sindangkerta, Cipatujah, Pamayangsari, dan akhirnya berujung di objek wisata Karang Tawulan. Jarak antaraobjek wisata Sindangbarang ke Pamayangsari hanya tujuh kilometer. Sedangkan, ke Karang Tawulan yang merupakan perbatasan Kab. Tasimalaya dengan Ciamis jaraknya 13 kilometer.
Eksotik dan alamiah, demikian sejumlah wisatawan mengungkapkan panorama kawasan objek wisata Karang Tawulan. Dibandingkan dengan objek wisata Sindangbarang dan Pamayangsari yang berkarang curam dan ombak besar, Pantai Karang Tawulan cenderung landai. Sejumlah lokasi cukup aman dipergunakan untuk berenang.
Oleh karena itu, kebanyakan wisatawan yang datang berkunjung ke Karang Tawulan, umumnya tidak hanya untuk berenang di tengah sengatan matahari. Akan tetapi, juga menikmati alam dengan segala keindahannya, terutama sore hari menjelang petang.
Ya, menjelang petang kita seakan diajak untuk mengagumi karunia ciptaan Tuhan yang sangat indah dan sulit diungkapkan. Kita dapat menyaksikan sekawanan burung camar berarak pulang menuju sarangnya di Nusa Manuk, pulau kecil agak ke tengah laut. Di antara kepakan sayap dan suara riuh burung-burung menuju Nusa Manuk. Kalau udara sedang cerah, kita dapat menyaksikan matahari tenggelam di balik punggung Nusa Manuk. “Inilah kelebihan objek wisata Karang Tawulan yang belum sepenuhnya tergali dan dipublikasikan,” ujar Wawan Irawan Kasi Kelembagaan Pariwisata Subdin Kepariwisataan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat.
Mendekati malam, suara ombak semakin bergemuruh, pecah sebelum tiba di pantai. Di antara buih-buih putih, kawanan burung laut berebut ikan-ikan kecil yang terlempar.

Seperti umumnya kawasan objek wisata pantai, di Pantai Karang Tawulan, makanan khas ikan-ikan laut menjadi menu utama. Bahkan kalau sedang musimnya, ikan-ikan laut asal Pamayangsari, harganya dijamin sangat murah dibandingkan dengan objek wisata pantai mana pun.
Biasanya, nasi yang disuguhkan untuk menemani ikan dibakar atau digoreng, ditabur sambal hijau berbahan dasar tomat muda dan cabai hijau. Nasi tersebut adalah beras huma merah. Sementara itu, air minum yang dihidangkan berupa teh tubruk diberi gula batu.
Bila sedang musim penyu bertelur, terutama saat terang bulan purnama, dari tengah malam hingga pukul 3.00 WIB, kita dapat menyaksikan penyu bertelur. Lokasi paling banyak terutama di kawasan Pantai Pamayangsari yang pantainya cenderung masih tertutup tanaman pantai.
Umumnya, wisatawan yang berkunjung ke kawasan objek wisata Pantai Selatan Tasikmalaya atau yang terkenal dengan Pantai Cipatujah jarang menginap di pondokan kalau bukan pergi bersama keluarga. Pasalnya, menjelang pagi, pukul 5.30 WIB kita dapatmenyaksikan air laut yang surut hingga meninggalkan batu karang yang cukup luas.
Saat berjalan menikmati udara pagi di bebatuan tersebut, kita juga dapat menyaksikan sejumlah hewan laut kecil aneka warna di antara celah karang. Kumang atau siput laut mudah ditangkap.

Waktu satu hari penuh kiranya tidak akan cukup untuk menikmati kawasan Pantai Selatan Tasilmalaya yang luasnya mencapai 115 hektare tersebut. Sejak bangun tidur hingga akan kembali terlelap. Pantai Karang Tawulan tidak hanya menyuguhkan keindahan pantainya, tetapi juga menyuguhkan berbagai peristiwa alam yang menjanjikan keindahan.
Pantai Karang Tawulan dapat menjadi salah satu tujuan wisata karena lokasinya yang tidak begitu jauh dari Pangandaran. Untuk menuju objek wisata Karang Tawulan, akan melewati objek wisata Pantai Sindangkerta, Cipatujah, Pamayang, dan objek lainnya yang berada di sisi kanan jalan.