Tuesday, July 20, 2010
Tasikmalaya Kota Shabu?
Tasikmalaya kota shabu…??? adowww… serem banget… Apa bener?
Pernyataan tersebut bisa dikatakan benar adanya. Jika anda sedang berada di wilayah Tasikmalaya, anda bisa menemukan banyak penjual shabu di sini. Ajaibnya para penjual menjajakan dagangannya secara terbuka dan bahkan berusaha menarik perhatian pembeli sebanyak-banyaknya. Semua orang bisa memperoleh shabu dengan mudah dan dapat melakukan transaksi shabu dengan aman, tanpa merasa takut atau was-was.
Membuka usaha menjual shabu di Tasikmalaya memiliki prospek pasar yang sangat bagus. Karena warga Tasikmalaya umumnya menyukai dan sering mengkonsumsi shabu. Dari yang tua sampai anak-anak. Laki-laki atau perempuan. Dari kalangan kaya sampai ekonomi lemah. Dari karyawan biasa bahkan pejabat, semuanya suka shabu.
Bagaimana bisa shabu dijual bebas dan terkesan legal di Tasikmalaya?
Ya bisa saja…!!! Karena Shabu yang ini bisa mengenyangkan dan menyehatkan.
Anda tidak perlu was-was dulu, karena Shabu disini adalah sarapan bubur ayam yang bisa anda jumpai di berbagai pelosok Tasikmalaya. Bubur ayam adalah bubur yang terbuat dari bahan pokok beras yang penyajiannya dilengkapi dengan irisan ayam, cakue yang dipotong kecil-kecil, bawang goreng, kecap asin, kadang ditambah kacang kedele goreng dan ati ampela. Tidak lupa kerupuk dan emping melinjonya. Jika anda suka, bisa ditambah kecap manis dan irisan daun bawang serta sambal yang dibuat dari cabe rawit yang diulek (kata orang sunda mah sambel cengek). Emh… Yummyyyyy…dijamin ketagihan mas….
Jika anda sedang berada di Tasikmalaya dan bingung mencari sarapan di pagi hari, anda bisa mempertimbangkan untuk mengkonsumsi shabu sebagai pengganjal perut anda.
Dibanding kota lain, di Tasikmalaya memang banyak dijumpai penjual bubur ayam. Dari bubur ayam seadanya sampai bubur ayam yang full lauk-pauknya. Dari yang harga dua ribu perak semangkok sampai yang sepuluh atau lima belas ribu rupiah semangkok. Dari yang nongkrong di pinggir jalan, atau yang ala restoran.
Cukup mudah menemukan penjual bubur ayam di Tasikmalaya. Anda bisa datang ke tempat-tempat yang cukup ramai seperti pasar atau alun-alun, maka anda akan menemukan beberapa penjual bubur ayam di situ. Atau anda bisa datang ke tempat-tempat pedagang bubur yang sudah terkenal, seperti Bubur Ayam Mang Zenal di Jl. Kalektoran. Bubur ayam ini sangat terkenal di Tasikmalaya, karena konon katanya, para seleb asal Tasikmalaya sering sarapan bubur di sini. Jadi jangan heran, jika suatu ketika anda bisa bersarapan bubur bersama Indra L. Brugman atau bersama Susi Susanti. Mang Haji Zenal menyajikan buburnya dengan ayam dan ati ampela yang bener-bener full. Maka jangan heran jika harga semangkok bubur ayam di tempat ini bisa mencapai Rp. 15.000,00. Harga yang cukup mahal untuk ukuran kota kecil seperti Tasikmalaya.
Ada juga Bubur Ayam Pertamina. Dinamakan demikian karena pedagang bubur yang satu ini awalnya mangkal persis di depan depo Pertamina Tasikmalaya. Sekarang penjual bubur ini sudah menyewa tempat permanen yang lebih representatif, masih di sekitar Depo Pertamina Tasikmalaya.
Atau anda bisa mencoba Bubur Ayam Mas Betet di daerah Sambongpari. Meski pake embel-embel Mas, ternyata yang jual orang Sunda asli cing….Mang Asep -owner bubur ayam Mas Betet-biasa mangkal setiap hari, pagi dan sore kecuali Kamis sore dan jumat pagi.
Atau kalau pengen pilih yang lain, jalan-jalan saja ke Jl. Dokar (Dr. Sukarjo). Di sepanjang jalan ini anda bisa menemukan beberapa gerobak bubur (tentunya dengan bubur dan penjualnya dong). Di Jl. Hazet (Jl. H.Z. Mustofa) juga ada.
Kalau anda sedang menunggui keluarga yang sedang dirawat di RSUD, ada penjual bubur ayam yang mangkal di seberang RSUD yang bisa membantu anda mengganjal perut. Atau cobalah jalan sedikit ke arah timurnya, ada bubur ayam Jalan Sapta Marga.
Atau boleh dicoba juga Bubur Ayam di Jl. Gunung Sabeulah. Nah kalau yang ini, mangkalnya menjelang tengah malam sampe subuh. Buat yang begadang ngerjain tugas kuliah, trus rada kelaparan, makan bubur ayam jam seginian, nikmat banget coy (apalagi sedikit rada pedas).
(Sstt…, saya gak maksud promosi lho)
Jadi tidak salah dong kalau Tasikmalaya bisa disebut Kota Shabu. Setuju?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment