Wednesday, July 21, 2010

Keraha bodas menjadi alternativ wisata di Tasikmalaya


Kawasan Karaha terletak di Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya. Di Kabupaten Garut meliputi Kecamatan Pangatikan, Kecamatan Karang tengah serta di Kecamatan Kadipaten dan Kecamatan Ciawi di Kabupaten Tasikmalaya. Dalam tata ruang Kabupaten Tasikmalaya, Kawasan Karaha terletak di Wilayah Pengembangan Utama Utara (WPU-U), Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) I yang meliputi Kecamatan Ciawi, Kadipaten, Pagerageung, Sukaresik, Jamanis, Sukahening, Rajapolah, Sukaratu dan Cisayong.

Kondisi geologi Kawasan Karaha berdasarkan Peta Gologi Lembar Tasikmalaya, menunjukan adanya dominasi batuan gunungapi muda dari Gunung Talaga Bodas dan batuan gunungapi tua dari Gunung Sadakeling. Batuan hasil gunungapi tua Sadakeling terdiri dari breksi gunungapi, breksi aliran tufa dan lava bersusunan andesit sampai basalt yang merupakan hasil erupsi Gunung Sadakeling pada jaman Plistosen. Beberapa kelurusan memotong batuan hasil gunungapi tua ini dalam arah tenggara-barat laut yang diperkirakan merupakan sesar. Di beberapa tempat ditemukan proses alterasi oleh uap panas. Di area selatan kawasan Karaha, batuan hasil gunungapi muda Gunung Talaga Bodas menutupi batuan hasil gungapi tua Gunung Sadakeling yang juga ditemukan proses alterasi dan pensesaran. Sebuah fenomena menarik ditemukan di Kawasan Karaha ini yaitu banyaknya aktivitas solfator dan fumarol yang merupakan indikasi adanya potensi geotermal.

Kawah Karaha Bodas sendiri mempunyai karakteristik ledakan pheratik yaitu tipe letusan gunung yang mengeluarkan air panas dan uap panas. Terindikasikan oleh adanya kumpur panas, fumarol, solfatar, mataair panas dan alterasi batuan. Kawah Karaha merupakan satu dari 21 gunungapi tipe C di Indonesia yaitu gunungapi yang sejak tahun 1600 erupsinya tidak tercatat.

Saat ini potensi geotermal Karaha tersebut sedang dalam proses eksplorasi oleh PT. PERTAMINA GEOTERMAL ENERGI. Pengembangan Lapangan Uap dan Pembangunan PLTP Karaha Bodas dengan kapasitas terpasang 30 MW bertujuan untuk memanfaatkan sumberdaya panasbumi secara maksimal di lapangan Karaha Bodas sebagai sumber energi pembangkit tenaga listrik guna menambah ketersediaan tenaga listrik di jalur interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Hal ini juga berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan pemerintah dalam hal diversifikasi energi guna penghematan bahan bakar minyak dan meningkatkan pemanfaatan sumberdaya energi alternatif. Sesuai dengan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan serta berkelanjutan maka upaya penyediaan energi geotermal ini diarahkan dengan konsep tanpa mengurangi atau merusak lingkungan yang ada.

Salah satu potensi lain yang sangat menarik adalah adanya potensi wisata alam di Kawasan Karaha yang masuk ke dalam batas administratif Kabupaten Tasikmalaya dalam bentuk wisata alam terpadu Karaha Bodas. Area Wisata alam ini terletak pada konsesi hutan yang dikelola oleh Perhutani Unit III Jawa Barat. Konsep Wisata alam Karaha Bodas berbasis pada keberadaan obyek wisata alam hutan dan potensi wisata geologi geotermal. Akses jalan menuju lokasi wisata alam ini adalah melalu jalan desa Kadipaten sejauh kurang lebih 5 km dengan pintu masuk dari turunan gentong sebelah kanan jika dari arah Bandung menuju Tasikmalaya.

Konsep inti wisata terpadu di karaha bodas yang ada adalah berupa wana wisata serta geowisata. Wana wisata merupakan bentuk wisata alam yang dibentuk oleh keindahan hutan seputar Karaha Bodas. Potensi wisata yang dapat dikembangkan dalam lingkup wana wisata ini adalah pembuatan camping ground, jogging track, paket outbond, pembuatan meeting room, paket wisata kuliner, serta agrowisata. Sementara potensi geowisata di Karaha Bodas dikembangkan berdasar pada ketersediaan potensi hidrotermal yang muncul dalam bentuk mata air panas. Dapat dikembangkan dalam bentuk pemandian air panas, landscape bentang alam geologi, paket wisata geothermal, serta area ekskursi geologi/field trip.

Dalam pengembangan tahap lanjut dapat dikolaborasikan antara potensi wana wisata dan geowisata ini dengan adanya even wisata rutin seperti atraksi budaya dan atraksi kesenian khas Tasikmalaya. Ketersediaan infrastruktur wisata terpadu dan dikemas dengan even atraksi budaya dan seni tentu akan menjadi kekuatan utama dalam pemasaran obyek wisata ini ke depan. Bentang alam yang indah secara alamiah, ditopang dengan ketersediaan prasarana wisata yang memadai, ditunjang oleh akses jalan yang mantap, serta tersedianya atraksi penunjang tentu tak pelak lagi akan membawa Karaha Bodas ini segera melejit menjadi obyek daerah tujuan wisata unggulan Kabupaten Tasikmalaya.

Pengembangan Kawasan Wisata Alam Terpadu Karaha Bodas ini tentunya memerlukan sinergi yang kuat antara Pemkab Tasikmalaya, Perhutani Unit III Jawa Barat serta investor yang kompeten. Pemkab Tasikmalaya dapat mencermati lebih jauh serta fokus dalam penyediaan dukungan infrastruktur wilayah terutama jaringan jalan. Keberadaan jalan eksisting saat ini adalah adanya jalan masuk menuju lokasi potensi wisata alam berupa jalan desa yang tentunya memerlukan peningkatan jalan. Perhutani Unit III Jawa Barat sebagai pengelola kawasan hutan juga harus secara intensif melakukan manajemen hutan dan manajemen pengelolaan wisata yang handal dan berkelanjutan. Keberadaan investor dalam pengembangannya pun diperlukan dalam bentuk kerja sama pengembangan dan pengelolaan secara professional karena disadari adanya keterbatasan anggaran jika bergantung pada pemerintah saja.

Dalam implementasinya, tentunya diperlukan tahapan pengembangan karena mengembangkan sebuah obyek wisata alam terpadu tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dalam tahapan awal dapat dilakukan inisiasi dan pembuatan dokumen perencanaan yang handal mulai dari studi kelayakan hingga masterplan pengembangan serta pembuatan detailed engineering design wisata alam terpadu Karaha Bodas. Dokumen perencanaan ini harus dibuat sematang mungkin karena akan menjadi dasar pengembangan selanjutnya, tentunya dengan didasarkan pada konsep sustainable eco tourism sehingga pengembangan obyek wisata ini tidak akan mengganggu kelangsungan sumber daya yang ada.

Kemudian dalam tahapan berikutnya diprioritaskan pada penyediaan infrastruktur jalan dan prasarana wisata tertentu yang menjadi prioritas semisal pemandian air panas, meeting room, bangunan untuk home stay serta prasarana fisik dasar lainnya, tentunya berbasis pada dokumen perencanaan yang telah dibuat. Dalam tahapan ini, semua pembangunan infrastuktur serta prasarana wisata dasar sudah harus sampai tataran dapat dioperasionalkan.

Setelah tahapan tersebut selesai, maka memasuki tahapan selanjutnya yaitu pengembangan paket-paket add-on berupa paket wisata tambahan semisal jogging track, camping ground, serta pengemasan paket-paket wisata khusus (geowisata, geotrack, paket meeting, forest walk dll). Tak lupa untuk menampilkan even pariwisata khusus berupa atraksi-atraksi budaya dan seni secara khusus. Dalam tahapan ini maka Karaha Bodas akan layak jual sebagai obyek daerah tujuan wisata unggulan terpadu di Kabupaten Tasikmalaya.

Pengembangan energi geotermal serta wisata alam terpadu Karaha Bodas ini merupakan salah satu bentuk pembangunan wilayah berupa Kawasan Strategis. Dalam Perencanaan Pembangunan Wilayah, Kawasan Karaha telah dimasukan sebagai rencana kawasan strategis daerah. Dampak langsung yang dapat dirasakan jika pembangunannya telah dilaksanakan adalah adanya multiplier effect bagi Kabupaten Tasikmalaya. Secara langsung juga bisa dirasakan oleh masyarakat karena pengembangan kawasan strategis Karaha tentunya menjadi faktor utama dalam pengembangan simpul-simpul wilayah. Bagi masyarakat sekitar kawasan tersebut, pengembangan wisata alam terpadu tentu akan dapat meningkatkan indeks daya beli karena perekonomian akan terpacu secara simultan sebagai akibat adanya simpul kegiatan wisata. Pengunjung yang datang tentu akan menjadi berkah tersendiri karena dipastikan akan bermunculan peluang-peluang usaha masyarakat di sektor pariwisata. Dibukanya akses infratruktur jalan yang mantap menuju lokasi juga akan mampu memancing pengembangan wilayah tersebut secara langsung. Dengan sendirinya kesejahteraan masyarakat akan meningkat.

Disamping dampak langsung bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, tentunya pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata juga akan terdongkrak. Capaian optimal dari peningkatan pendapatan asli daerah ini akan kembali lagi kepada masyarakat Kabupaten Tasikmalaya dalam bentuk program dan kegiatan pembangunan daerah. Sinergi semua stakeholder dalam pengembangan kawasan Karaha ini tentunya sangat ditunggu oleh masyarakat. Semoga bisa terwujud.

No comments: